Pesantren Modern dalam Perspektif Islam
Dalam Islam, pendidikan menempati kedudukan yang tinggi dan mulia. Hal ini tentunya bisa dilihat dari wahyu pertama yang Alloh turunkan kepada Nabi Muhammad yaitu kalimat iqra’ yang artinya bacalah. Sebuah kata yang sangat penting nan menyeluruh, terbukti dengan diulang-ulangnya kata ini. Ayat ini memerintahkan kepada Nabi Muhammad dan pengikutnya untuk membaca, menulis, memahami, berbagi dan menyebarkan dengan segala kemampuan yang dimiliki.
Lalu bagaimana dan sejak kapankah proses belajar
mengajar dimulai?…
Jawabannya adalah firman Alloh “Dan berilah
peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (QS. Asy
Syu’aro [26]: 214)
Ayat diatas menyebutkan bahwa proses pendidikan harus
dimulai dari keluarga kita sendiri. Ini artinya, Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad melalui wahyu perdananya surat al ‘alaq ayat 1 -5 yang diawali dengan
kata iqra’ berusaha untuk memajukan pendidikan sedini mungkin.
Dalam hal ini peran lembaga pendidikan Islam sebagai
institusi yang merealisasikan perintah Alloh dalam skup pendidikan dituntut
untuk lebih mengkristalkan semangat ketauhidan sebagai pandangan hidup
universal, lebih dari itu institusi ini harus lebur dalam wacana dinamika
modern. Sebagai lembaga alternatif diharapkan mampu menyiapkan kualitas
masyarakat yang bercirikan semangat keterbukaan, kosmopolit, berwawasan luas
baik aspek spiritual maupun ilmu modern.
Tentunya modernisasi pendidikan Islam dimaksudkan
untuk menemukan format pendidikan ideal sebagai sistem pendidikan alternatif
bangsa Indonesia yang sesuai dengan era millennium namun berpegang teguh
terhadap norma-norma Islam. Segala kelebihan dan keunggulan lembaga pendidikan ‘tempo
doeloe’dijadikan sebagai kerangka acuan untuk merekonstruksi konsep
pendidikan yang diinginkan. Sedangkan berbagai macam dan bentuk konsep yang
tidak relevan mau tidak mau harus ditinggalkan demi kemajuan yang didambakan.
Dan yang dimaksud dengan modernisasi pendidikan adalah keterpaduan antara
sistem klasik dan sistem modern dengan mengambil perangkat positif dari
keduanya.
Dalam hal ini, pendidikan didunia pesantren dipandang
terlalu tradisionil dan dianggap tidak memenuhi perkembangan zaman terutama
dalam penguasaan ilmu pengetahuan “baru”. Perlu adanya perpaduan positif dari
kedua bentuk institusi pendidikan yang dapat melahirkan sistem pendidikan Islam
yang komprehensif.
Pesantren modern ini tidak hanya menekankan penguasaan
khazanah keilmuan Islam tapi juga mempunyai integritas keilmuan modern. Budaya
pesantren kumuh, kotor, jorok, kolot, terbelakang wajib dihilangkan dan dirubah
menjadi sebuah lembaga pendidikan formal modern, terdepan dalam tekhnologi dan
kuat dalam keagamaan.
Dengan tetap berpegang teguh terhadap pilar-pilar
ke-Islaman, berbagai tekhnologi dan kemajuan zaman harus diangkut untuk dibawa
ke pesantren dan merubah pesantren menjadi sebuah mesin pencetak manusia
handal, perubah dan pembaharu masa depan. Secara implisit dan eksplisit pun
wahyu pertama yang Alloh turunkan berisi perintah untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan secara komprehensif yang akan terkait dengan metode dan kurikulum
pendidikan secara umum.
Dengan adanya pesantren modern ini, citra buruk atau
mungkin citra negatif pesantren lambat laun akan hilang, terlebih lagi dengan
adanya modernisasi sains dan iptek yang dikawal imtak. Wallohu ‘alam
bishowab
Komentar