GUNUNG PUN BERGERAK
وَتَرَى ٱلۡجِبَالَ تَحۡسَبُهَا
جَامِدَةً وَهِىَ تَمُرُّ مَرَّ ٱلسَّحَابِ ۚ صُنۡعَ ٱللَّهِ ٱلَّذِىٓ أَتۡقَنَ
كُلَّ شَىۡءٍ ۚ إِنَّهُۥ خَبِيرٌ بِمَا تَفۡعَلُونَ
Engkau akan melihat gunung-gunung yang engkau kira tetap di
tempatnya, padahal ia berjalan seperti jalannya awan. (Demikianlah) penciptaan
Allah menjadikan segala sesuatu dengan sempurna. Sesungguhnya Dia Mahateliti
terhadap apa yang kamu kerjakan.
TASFIR AYAT
Tafsir Al-Muyassar
Dan
kamu akan melihat gunung-gunung yang kamu kira mereka berhenti dan diam tak
bergerak, padahal ia berjalan dengan jalan yang cepat sebagaimana perjalanan
awan yang ditiup oleh hembusan angina. Ini termasuk perbuatan Allah yang telah
membuat segala sesuatu dengan indah dan merapikannya. Sesungguhnya Allah
Mahateliti terhadap apa yang diperbuat oleh hamba-hambaNya, perbuatan yang baik
maupun yang buruk, dan akan memberikan balasan kepada mereka sesuai dengan amal
perbuatan tersebut.
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin
Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H 88.
Di antara praharanya adalah “Kamu lihat gunung-gunung itu,
kamu sangka ia tetap.” Tidak hilang sedikit pun darinya, dan kamu mengiranya
tetap seperti sebagaimana adanya, padahal ia telah mencapai puncak rasa
terhimpit dan rasa takut luar biasa, ia hancur, kemudian berangsur sirna dan
menjadi bagai debu yang beterbangan. Oleh karena itu, Allah berfirman, “Padahal
ia berjalan sebagaimana jalannya awan,” karena sangat ringan dan sangat
ketakutan. Dan begitulah “perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu;
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Tafsir Jalalain
(Dan kamu lihat gunung-gunung itu) yakni kamu saksikan gunung-gunung itu sewaktu terjadinya tiupan malaikat Israfil (kamu sangka dia) (tetap) diam di tempatnya karena besarnya (padahal ia berjalan sebagai jalannya awan) bagaikan hujan yang tertiup angin, maksudnya gunung-gunung itu tampak seolah-olah tetap, padahal berjalan lambat saking besarnya, kemudian jatuh ke bumi lalu hancur lebur kemudian menjadi abu bagaikan bulu-bulu yang beterbangan. (Begitulah perbuatan Allah) laal Shun'a merupakan Mashdar yang mengukuhkan jumlah sebelumnya yang kemudian di-mudhaf-kan kepada Fa'il-nya Sesudah 'Amil-nya dibuang, bentuk asalnya ialah Shana'allahu Dzalika Shun'an. Selanjutnya hanya disebutkan lafal Shun'a yang kemudian dimudhaf-kan kepada Fa'il-nya yaitu lafal Allah, sehingga jadilah Shun'allahi; artinya begitulah perbuatan Allah (yang membuat dengan kokoh) rapih dan kokoh (tiap-tiap sesuatu) yang dibuat-Nya (sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan) lafal Taf'aluna dapat dibaca Yaf'aluna, yakni perbuatan maksiat yang dilakukan oleh musuh-musuh-Nya dan perbuatan taat yang dilakukan oleh kekasih-kekasih-Nya.
Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. menceritakan
tentang dahsyatnya hari sangkakala ditiup pada tiupan yang pertama, yaitu
tiupan yang membuat semua makhluk terkejut karena kedahsyatannya. Di dalam
hadis disebutkan bahwa sur adalah sangkakala yang ditiup. Di dalam hadis
sangkakala ini disebutkan bahwa Malaikat Israfil-lah yang melakukan tiupan
padanya atas perintah dari Allah Swt. Tiupan yang pertama, yaitu tiupan yang
mematikan semua makhluk, dilakukan sangat lama. Hal ini terjadi di saat usia
dunia habis, yaitu pada hari kiamat terjadi yang hanya menimpa orang-orang yang
jahat saja yang ada saat itu, maka terkejutlah (matilah) semua makhluk yang ada
di langit dan yang ada di bumi. kecuali siapa yang dikehendaki Allah. (An-Naml:
87) Mereka adalah para syuhada, karena sesungguhnya mereka hidup di sisi
Tuhannya dengan diberi rezeki. -: -[ ". ]. ". ". Imam Muslim
ibnul Hajjaj mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Mu'az Al-Anbari,
telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Syu'bah,
dari An-Nu'man ibnu Salim; ia pernah mendengar Ya'qub ibnu Asim ibnu Urwah ibnu
Mas'ud As-Saqafi mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Amr saat
didatangi oleh seorang lelaki yang bertanya kepadanya, "Apakah ada hadis
yang menyebutkan bahwa hari kiamat itu terjadinya sampai anu dan anu?"
Ibnu Amr menjawab dengan mengucapkan kalimat Subhanallah (Mahasuci Allah) atau
La Ilaha Illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah) atau kalimat yang semisal
dengan keduanya. Selanjutnya ia mengatakan, sesungguhnya ia hampir saja tidak
akan menceritakan kepada seorang pun sesuatu hal yang mengenainya selamanya.
Sesungguhnya yang pernah kukatakan ialah kelak kalian akan menyaksikan suatu
peristiwa yang besar yang merusak Baitullah dalam waktu yang tidak lama. Lalu
disebutkan bahwa akan terjadi anu dan anu. Kemudian ia melanjutkan kisahnya,
bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Kelak akan muncul Dajjal di kalangan
umatku dan tinggal selama empat puluh perawi mengatakan bahwa ia tidak
mengetahui apakah yang dimaksud adalah empat puluh hari atau bulan atau tahun.
Lalu Allah mengirimkan Isa ibnu Maryam yang rupanya seperti Urwah ibnu Mas'ud.
Maka Isa mengejar Dajjal dan membiasakannya. Kemudian manusia tinggal selama
tujuh tahun tanpa ada persengketaan pun di antara dua orang. Setelah itu Allah
mengirimkan angin sejuk dari arah negeri Syam, maka tiada seorang pun di muka
bumi ini yang di dalam hatinya masih terdapat kebaikan atau iman sebesar
zarrah, melainkan angin itu mencabut 'nyawanya. Sehingga andaikata seseorang
dari kalian (yang beriman) bersembunyi di dalam gunung, niscaya angin itu
memasukinya hingga mencabut nyawanya. Abdullah ibnu Amr melanjutkan, bahwa dia
mendengarnya dari Rasulullah Saw: Maka yang tertinggal hanyalah orang-orang
yang jahat saja (di muka bumi ini); mereka sangat kurang akalnya dan mempunyai
naluri hewan pemangsa; mereka tidak mengenal kebaikan dan tidak mengingkari
perbuatan mungkar. Lalu muncullah setan kepada mereka seraya berkata
"Maukah kalian taat kepadaku?" Mereka bertanya, "Apakah yang
akan engkau perintahkan kepada kami?" Setan memerintahkan kepada mereka
menyembah berhala (mereka menurutinya), dan sekalipun demikian rezeki mereka
berlimpah dan penghidupan mereka baik. Kemudian ditiuplah sangkakala, maka
tidak sekali-kali seseorang mendengarnya melainkan ia buka lebar-lebar
telinganya mendengarkannya. Orang yang mula-mula mendengarnya ialah seorang
lelaki yang sedang berada di dalam kolam ternak untanya (membersihkannya). Lalu
matilah ia, dan semua manusia pun mati. Sesudah itu Allah mengirimkan atau
menurunkan hujan yang sangat deras seperti pekatnya naungan (awan). Maka
tumbuhlah jasad-jasad karenanya (dari bumi). Kemudian ditiup lagi sangkakala
untuk kedua kalinya, maka dengan serta merta mereka bangkit dan menunggu. Lalu
dikatakan, "Hai manusia, menghadaplah kalian kepada Tuhan kalian!"
(Dikatakan kepada para malaikat), "Berdirikanlah mereka, sesungguhnya
mereka akan dimintai pertanggungjawabannya." Kemudian dikatakan,
"Keluarkanlah orang-orang yang akan dikirim ke neraka!" Ditanyakan,
"Berapakah jumlahnya?" Dijawab, "Dari tiap seribu orang sebanyak
sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang." Abdullah ibnu Amr mengatakan
bahwa yang demikian itu terjadi di hari (yang pada hari itu) anak-anak menjadi
beruban (karena kesusahan yang sangat di hari itu), dan hari itu adalah hari
disingkapkannya betis-betis. Yang dimaksud dengan kata ialah leher, maksudnya
memiringkan lehernya untuk mendengarkannya dengan baik suara dari langit itu.
Hal inilah yang dimaksud dengan tiupan yang mengejutkan, lalu tiupan yang
berikutnya adalah yang mematikan semua makhluk. Dan tiupan yang ketiga adalah
tiupan yang membangkitkan semua makhluk untuk menghadap kepada Tuhan semesta
alam. Inilah yang dimaksud dengan hari berbangkit bagi semua makhluk dari
kuburnya masing-masing. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: Dan semua
mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (An-Naml: 87) Yakni dalam
keadaan rendah lagi tunduk, tiada seorang pun yang menentang perintah-Nya.
Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: yaitu pada hari Dia
memanggil kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya. (Al-Isra: 52)
Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu
(juga) kamu keluar (dari kubur). (Ar-Rum: 25) Di dalam hadis mengenai
sangkakala disebutkan bahwa dalam tiupan yang ketiga Allah memerintahkan (para
malaikat) untuk meletakkan semua roh pada lubang-lubang sangkakala. Kemudian
Malaikat Israfil melakukan tiupan padanya setelah semua jasad dan tubuh muncul
dari kuburnya masing-masing dan dari tempat-tempatnya. Apabila tiupan
dilakukan, maka beterbanganlah roh-roh itu; roh orang-orang mukmin berkilauan
mengeluarkan cahaya terang, sedangkan roh orang-orang kafir gelap (hitam). Lalu
Allah Swt. berfirman, "Demi kebesaran dan Keagungan-Ku, sungguh setiap roh
harus kembali ke jasadnya masing-masing." Maka roh-roh itu datang kepada
jasadnya masing-masing dan merasuk ke dalam tubuhnya sebagaimana racun yang
menjalar di tubuh orang yang terkena patukan hewan beracun. Kemudian mereka
bangkit berdiri seraya menepiskan debu yang berasal dari kuburan mereka. Allah
Swt. berfirman menggambarkan kejadian ini: (yaitu) pada hari mereka keluar dari
kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada
berhala-berhala (sewaktu di dunia). (Al-Ma'arij: 43) Adapun firman Allah Swt.:
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal
ia berjalan sebagai jalannya awan. (An-Naml: 88) Maksudnya, kamu lihat
gunung-gunung itu seakan-akan tetap di tempatnya seperti semula, padahal ia
berjalan seperti jalannya awan, yakni bergerak meninggalkan tempat-tempatnya.
Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: pada hari ketika langit
benar-benar berguncang, dan gunung-gunung benar-benar berjalan. (At-Tur: 9-10)
Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah,
"Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, maka
Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali, tidak ada
sedikit pun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.
(Taha: 105-107) Dan firman Allah Swt.: Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika
itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat bumi itu datar.
(Al-Kahfi: 47) Adapun firman Allah Swt.: (Begitulah) perbuatan Allah yang
membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. (An-Naml: 88) Artinya, Dia melakukannya
dengan kekuasaan-Nya Yang Mahabesar. yang membuat dengan kokoh tiap-tiap
sesuatu. (An-Naml: 88) Yaitu yang membuat semua ciptaan-Nya dengan
serapi-rapinya dan membekalinya dengan kebijakan yang diperlukan oleh
masing-masingnya. sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
(An-Naml: 88) Yakni Dia Maha Mengetahui semua yang diperbuat oleh
hamba-hamba-Nya amal baik dan amal buruk mereka, dan kelak Dia akan memberikan
balasan amal perbuatan mereka itu dengan sempurna. Kemudian Allah Swt.
menyebutkan perihal orang-orang yang berbahagia dan orang-orang yang celaka di
hari kiamat itu.
Komentar